CLOSE
Investor Menanti Rilis NPI hari Ini, Apakah Masih Surplus? Bagaimana IHSG?
Indeks pada perdagangan kemarin ditutup kembali melemah pada level 6636 bergerak konsolidasi. Ditransaksikan dengan volume yang cukup sepi jika dibandingkan dengan rata-rata volume 5 hari perdagangan. Indikator bollinger band kian menyempit indikasi volatilitas yang mulai menipis. Indeks dibebani oleh sektor Financials (-0.933%), Infrastructures (-0.819%), Properties & Real Estate (-0.695%), Industrials (-0.444%), Technology (-0.439%), Energy (-0.376%), Basic Materials (-0.222%), dan di sedikit dipopang oleh Transportation & Logistic (0%), Consumer Non-Cyclical (0.158%), Healthcare (0.161%), Consumer Cyclicals (0.358%) yang mengalami penguatan walaupun belum signifikan. Indeks pada hari ini diperkirakan akan bergerak konsolidasi pada range level support 6600 dan level resistance 6650 Investor pada hari ini perlu mencermati beberapa sentimen seperti: Sentimen Pertama, Wall Street belum mampu kompak menguat artinya sentimen pelaku pasar masih belum terlalu bagus. Hal ini tentunya berisiko membuat bursa saham Asia kembali terkoreksi, begitu juga dengan IHSG. Inflasi tinggi yang melanda berbagai negara memberikan dampak negatif ke aset-aset berisiko. Sentimen Kedua. Menambah sentimen negatif, hubungan Amerika Serikat dan China sepertinya akan kembali memanas. Padahal baru di pekan ini Presiden Joe Biden dan Presiden Xi Jinping berbicara 4 mata. Pertemuan secara virtual tersebut menjadi yang paling akrab sejak Biden menjabat presiden. Namun, kemarin Biden mengatakan akan melakukan boikot diplomatik terhadap Olimpiade Beijing 2022. Dengan Boikot tersebut, para atlit Paman Sam masih bisa berlaga, tetapi tidak akan dihadiri oleh pejabat AS. Boikot tersebut dilakukan sebagai bentuk protes terhadap China atas tindakannya ke komunitas Muslim Uighur. Sentimrn ketiga berasal dari Eropa. Sentimen negatif bagi aset-aset berisiko juga datang dari kenaikan kasus Covid-19 di Eropa. Jerman, raksasa ekonomi Benua Biru kembali mengalami serangan virus corona gelombang ke-4. Bahkan kemarin mencatat penambah kasus sebanyak 64.029 orang, tertinggi sepanjang pandemi. Jumlah tersebut naik nyaris 10 kali lipat ketimbang satu bulan lalu saat penambahan kasus masih di bawah 7.000 orang per hari. Sentimrn Ke Empat dari Indonesia berkaitan dengan Kenaikan kasus Covid-19 di Eropa tersebut membuat Indonesia juga waspada, Pemerintah rencananya akan menerapkan aturan PPKM level 3, 24 Desember hingga 2 Januari. Ini akan berlaku di seluruh wilayah Indonesia, baik yang sudah berstatus PPKM level 1 maupun 2. Pemerintah yang berhati-hati menjelang Natal dan Tahun Baru, tentunya membuat para investor berhati-hati masuk ke pasar saham. Dan Sentimen terakhir dari Indonesia, Pelaku pasar akan menanti rilis Neraca Pembayaran Indonesia (NPI). Transkaksi berjakan (current account) akan menjadi perhatian pelaku pasar, sebab BI memperkirakan akan kembali surplus. Hal tersebut disebabkan neraca perdagangan yang terus mencetak hasil positif. Transaksi berjalan triwulan III-2021 diperkirakan surplus didorong oleh surplus neraca perdagangan yang meningkat menjadi US$ 13,2 miliar, tertinggi sejak triwulan IV-2009. Kinerja tersebut didukung ekspor komoditas utama seperti CPO, kimia organik, dan biji logam dan bahan baku seiring perbaikan ekonomi domestik. Transaksi berjalan yang surplus bisa berdampak positif ke rupiah. Selain itu, ada kabar baik bagi rupiah yang bisa membuatnya menguat pada hari ini. Indeks dolar AS pada perdagangan Kamis kemarin kembali terkoreksi 0,31% ke 95,533. Kemudian hasil survei 2 mingguan Reuters menunjukkan pelaku pasar menambah posisi beli (long) rupiah.
PT. Erdikha Elit Sekuritas | Member of Indonesia Stock Exchange
Gedung Sucaco lt.3 Jalan Kebon Sirih kav.71
Jakarta Pusat 10340, Indonesia
Website : www.erdikha.com